Lebih dari 1,3 juta jiwa penduduk mendiami Kabupaten Gresik. Mereka tinggal di wilayah yang sebagian besar tak jauh di pesisir. Memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau Bawean. Wilayah Kabupaten Gresik sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan.
Tak heran apabila suhu udara di Gresik begitu panas. Namun Gresik telah menjadi rumah yang nyaman bagi warganya.
Gresik sejak jaman Majapahit hingga modern seperti saat ini memiliki nilai-nilai yang membanggakan. Di jaman keemasan Majapahit Gresik menjadi pintu masuk pelabuhan atau perdagangan. Bahkan syahbanbarnya seorang perempuan, Nyi Ageng Pinatih. Jadi kalau ada istilah emansipasi perempuan, Gresiklahnya yang memulai. Sudah ada tokoh perempuan kala itu yang memiliki posisi atau jabatan publik. Prasasti Nyi Ageng Pinatih ini bisa ditemui di pintu masuk Palabuhan Gresik saat ini.
Berawal dari Gresik juga, cikal bakal berdiri kerajaan Islam di Nusantara. Ini ditandai dengan berdirinya Kerajaan Giri oleh Raden Ainul Yakin atau Sunan Giri. Sunan Giri tak lain anak angkat dari Nyi Ageng Pinatih. Sebelum diangkat menjadi raja Giri Kedaton, Sunan Giri muda sempat nyatri di Ampel Denta, yang diasuh Sunan Ampel.
Saat masih bayi, Sunan Giri ditemukan oleh anak buah Nyi Ageng Pinatih di lautan. Dan sejak itu dia djuluki Joko Samudro. Kini Joko Samudro menjadi nama Stadion Megah di Jl Veteran.
Makam Sunan Giri menjadi salah satu tujuan wisata religi di Gresik, disamping makam Syek Maulana Malik Ibrahim. Di Gresik juga ada makam Dewi Sekardadu, Ibu Kandung Sunan Giri. Juga makam Siti Fatimah binti Maimun di Leran, yang dikenal sebagai penyebar agama Islam.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di Blog kami